Hubungan Beban Kerja Fisik dan Durasi Kerja dengan Kejadian Heat Strain Pada Pekerja Industri Kerupuk
Abstract
Pekerja industri kerupuk terutama industri informal memberikan beban kerja fisik rangkap dan durasi kerja lebih dari 8 jam pada pekerjanya, lingkungan kerja yang panas memberikan beban kerja menjadi lebih berat. Sehingga banyak pekerja di industri kerupuk yang mengeluhkan suhu yang terlalu panas, keringat berlebihan, dan rasa haus. Keluhan tersebut merupakan respon fisiologis manusia yang bertujuan untuk mengurangi panas dari tubuh setelah menerima efek paparan panas yang disebut dengan heat strain. Hal tersebut dapat memberi dampak akut maupun kronis bagi tubuh melalui fisik atau kejiwaan. Efek yang muncul beragam, mulai gejala kemerahan di tubuh, tidak sadarkan diri, sampai keluhan berat seperti keringat berhenti keluar dan terjadi heat stroke. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan durasi kerja dengan kejadian heat strain pada pekerja industri kerupuk. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel minimal adalah 40 orang dengan teknik total sampling. Alat yang digunakan meliputi kuesioner Heat Strain Score Index (HSSI), lembar wawancara untuk mengetahui durasi kerja dan beban kerja fisik dengan menghitung frekuensi denyut nadi secara manual. Penelitian ini menggunakan uji statistik Chi-square. Didapatkan hubungan antara beban kerja fisik (p=0,001, nilai PR=2,231) dengan kejadian heat strain dan durasi kerja (p=0,003, nilai PR=2,143) dengan kejadian heat strain. Terdapat hubungan signifikan antara beban kerja fisik dan durasi kerja dengan kejadian heat strain pada pekerja industri kerupuk. Kesimpulan pada penelitian ini bahwa beban kerja fisik dan durasi kerja merupakan faktor risiko munculnya kejadian heat strain.
Copyright (c) 2022 Jurnal Ilmiah Kesehatan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.